berdasarkan film-film yang aku tonton, buku-buku
yang aku baca,
masukan-masukan pandangn hidup dari orang sekitar, pengalaman hidup
yang tidak cukup baik,
hayalan akan kebahagiaan serta angan-angan yang belum
tentu bisa tergapai.
Lalu kemana peran orang tuaku?
Mereka semua hilang ditelan kesibukan
duniawi.
Mereka seolah tak menganggap keberadaanku.
Atau mungkin mereka lupa mempunyai anak
yang entah jika besar nanti akan menjadi apa tanpa bimbingannya.
Aku ini anak perempuan pertama dari
pasangan suami istri yang kini sibuk mecari materi untuk ku dan untuk adik ku,
dan yang pasti untuk keluarga kami.
kesibukan mereka mencari materi membuatnya melupakam kasih sayang yang seharusnya selalu ada untukku hingga saat ini.
kesibukan mereka mencari materi membuatnya melupakam kasih sayang yang seharusnya selalu ada untukku hingga saat ini.
Mungkin bukan hanya aku yang merasakan
pahitnya hidup.
Kini umurku sudah belasan tahun, bahkan
hampir menginjak kepala 2.
Dan selama belasan tahuni ini hampir
setengahnya aku jalani dengan kasih sayang orang sekitar, bukan orang tua ku.
Terkadang aku iri melihat tingkah laku
seorang ibu dengan anaknya yang sedang bercengkrama dengan tawa bahagia.
Yang ku pikir, apakah aku bisa mendapat
itu lagi?
Terakhir aku merasakan itu disaat umur
ku menginjak 10 tahun,
tepatnya disaat aku duduk di bangku kelas 4 SD.
Bahkan untuk memandang wajah mereka pun
itu terbilang langka untukku.
Disaat aku berangkat sekolah mereka
masih tertidur pulas, namun disaat aku pulang sekolah mereka sudah tidak ada
dirumah.
Mereka pulang disaat aku sudah tertidur
pulas.
Lalu aku harus memulai dari mana untuk
bisa berkomunikasi dengan orang tuaku seperti dulu?
disisi lain aku kecewa, namun disisi
lain aku bangga juga dengan usaha dan
kerja keras mereka untukku,
mereka sosok yang hebat untukku. Namun salah untuk
mengartikannya.
Hidupku menjadi kacau balau saat mereka
berdua mulai berjuang untuk kehidupanku,
baik kehidupanku dimasa kini atau pun
dimasa mendatang.
Saat aku kecil aku adalah anak
kesayangan.
Aku selalu dimaja oleh kedua orang tua ku.
Kini semua berbanding terbalik saat
krisis ekonomi melanda keluarga kecil kami.
Makin banyak pengeluaran yang harus di
penuhi,
namun gaji ayah ku yang hanya sebagai karyawan swasta tidak mecukupi
pola hidup keluarga kecil kami.
Sehingga membuat naluri seorang ibu
turun tangan untuk membantu memenuhinya.
Ya seperti inilah keluarga ku. Tidak bisa sesuai harapan ku karena semua sibuk mencari materi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar