Kamis, 22 November 2012

cerita yang mungkin orang lain gak pernah punya



detik ke detik, hari ke hari ku lalui bersamanya.
semua berawal dengan rasa cinta dan kasih sayang.
berawal dari kenangan indah dan berakhir dengan kenangan buruk.

cinta....
buat aku cinta bukan lagi sahabat baik di hidupku.
cinta berubah menjadi rasa tak ingin di cintai.
semua berlalu begitu cepat tanpa aku sadari.
banyak hal yang kulalui bersamnya.
namun sekarang semua memudar begitu saja.
bak cat rumah tua yang lama tidak dirawat.

rasa nyaman dan tenanglah yang selalu ku rasa ketika bersamanya dulu.
tak ada rasa cemas sedikitpun yang membuntutiku.
semua terasa begitu indah kita lalui bersama tanpa ada masalah.
kita tertawa, berbagi kasih sayang, berbagi cerita bersama-sama.
bahkan kita pun sudah mengenal dekat satu sama lain.
tak ada pembatas apa pun di antara kita.
begitu nyata dan begitu indah kita rasa.
berbulan-bulan waktu yang telah kita lewati pun menjadi terasa begitu cepat.
bahagia selalu menemani hari-hari kita.
tak ada batasan untuk kita bertemu.
semua waktu kita habiskan bersama-sama tanpa rasa lelah.
pagi, siang, malam tak jadi masalah untuk melepas rasa rindu kita.
rasa rindu yang terus datang dan selalu menusuk hati bila tidak cepat-cepat bertemu.

aku menatapnya dan dia menatapku.
itulah hal yang paling membuat hatiku berdetak kencang seakan tak mau berhenti.
bahagia! bahagia! dan selalu bahagia!
namun setelah cinta kita terpisah karena jarak.
atau mungkin sering di sebut LDR (Long Distance Relionship)
semua menjadi begitu cepat juga mengakibatkan perubahan.
perubahan drastis yang membuat luka baru di hati.
luka yang sama-sama membuat kita tersiksa.
kita tidak bisa lagi setiap saat bertemu.
kita tidah bisa lagi berbagi apa pun sama-sama.
dan kita hanya bisa melakukan komunikasi lewat handphone yang kita miliki masing-masing.
dulu peranan handphone tidaklah terlalu penting bagi kita.
karena kita melakukan pertemuan yang bisa dibilang sangat sering.
tanpa handphone pun kita bisa melakukan komunikasi.
tapi sekarang, apa-apa harus di komunikasikan lewat handphone.
apa apa handphone! apa apa handphone!
mau ngobrol lewat handphone.
mau berbagi apa pun lewat handphone.
mau mesra-mesraan pun juga lewat hanphone.
melakukan komunikasi dengan handpnone serasa berbicara dengan benda mati bagiku.
gak bisa liat senyumnya, gak bisa liat garak-gerik tubuhnya dan gak bisa lagi ada di sisinya.
rasa tak nyamanlah yang selalu muncul di benakku.

walau memang ini salahku telah meninggalkannya karena tuntutan pendidikan.
namun tetap rasa kesallah yang selalu berputar-putar di otakku.
aku sempat putus asa dan berniat untuk tidak melanjutkan kuliahku.
untuk kembali jalani hari-hari bersamanya lagi.
namun di sisi lain pun aku selalu ingat akan perjuangan orang tuaku untuk semua ini.
aku tak akan mungkin tega untuk membuat mereka kecewa untuk kesekian kalinya.
karena aku sadar! semasa sekolahku dulu aku hanya bisa menyakiti hati mereka.
orang yang telah tulus menghidupiki hingga aku sedewasa ini.
memang mereka tak pernah peduli akan hidupku yang seperti apa.
mereka semua sibuk akan kehidupannya untuk membesarkanku dengan materi.
namun aku selalu medapatkan pelajaran hidup di luar rumah saat aku tak pernah pulang kerumah.
diluar rumah aku mengerti akan hidup yang sebenarnya.
aku mengerti apa itu arti kasih sayang, menghormati dan saling mengasihi.
maka dari itu aku mengurungkan niatku untuk tidak melanjutkan kuliah.
aku mencoba kembali semangat dengan semua imajinasi-imajinasi di kepalaku.
yang mungkin menurut orang lain tidak masuk akal.
namun itulah yang bisa membuat otakku kembali segar
agar mendapatkan jalan keluar yang baik.
jalan yang bisa membuat aku dan dia kembali menemukan senyuman bahagia.

sempat dia menyempatkan diri untuk berkunjung menemuiku disini.
di tempat yang jauh dari tempat dia tinggal.
butuh berjam-jam untuk sampai ke tempat ku merantau.
namun tetap, itu semua tidak terlalu berdampak baik.
semua hanya terkesan seperti mimpi dia menemuiku.
yang bisanya aku bertemu dengannya tanpa memandang waktu.
sekarang hanya bisa dalam hitungan jam.
karena dia tak bisa berlama-lama untuk tetap di sini menemaniku.
masi banyak urusan kerjanya yang harus dia bereskan.
memang sempat aku rasakan bahagia ketika bersamanya, namun itu hanya sementara.
setelah dia pergi pun aku lansung kembali mecoba untuk mengobati hatiku yang rapuh tanpanya.
kembali pula di kehidupanku yang serba seorang diri, menyendiri di kamar ku yg kecil.
semua terasa percuma bagiku.
itu semua belum bisa membuatku kembali seperti dulu.

selang 1 bulan dari pertemuan kita yang membuahkan hasil tak sempurna.
aku pun memutuskan untuk pulang ke rumah dan bertemu keluargaku serta bertemu dengannya kembali.
karena kuliahku libur setelah UTS kemarin. lumayan lah 1 minggu lebih.
mungkin cukup untuk membuat semua kembali normal seperti biasa.
namun perkiraan ku salah, ternyata semua sama saja seperti pertemuan pertama kita.
hanya kebahagian yang bersifat sementaralah yang ku dapat! tak ada yang lain.

sesampainya di kota tempat aku menuntut ilmu.
aku pun kembali bersedih di kamar kecilku.
hatiku menagisi kisah kita yang sudah berantakan entah apa bentuknya.
tak ada lagi bahagia untuk aku dan dia.
yang ada hanya tangis dan rasa kesal di dada.
semakin lama aku meniggalkannya di sana sendiri.
semakin sering pula pertengkaran kita keluar satu persatu.
awalnya hanya pertengkaran-pertengkaran kecil yang terjadi.
tetapi semua menjelma begitu nyata menjadi pertengkaran besar yang tak bisa lagi di kendalikan.
semua begitu manakutkan bagiku, karena aku tau cepat atau lambat kita pasti akan berpisah.
dan ternyata semua ketakutanku benar. kita pisah saat itu! kita putus!
tak ada lagi kecocokan diantara kita,
semua ini di sebabkan karena pertengkaran-pertengkaran kecil
yang tanpa kita sadar sudah menjadi masalah besar dan begitu rumit untuk di cerna otak.
sakit sih memang! namun aku pun menyadari mungkin ini jalan terbaik.
karena dia sering menegaskan kepadaku.
"kita udah gak saling cocok. udah banyak perbedaan diantara kita.
untuk apa kita paksa untuk terus pertahanin? semua percuma!"
kata-kata itulah yang selalu menjadi semangatku untuk melupakannya.
walau memang sulit untuk ku lakukan.
namun akau yakin suatu saat nanti aku pasti bisa untuk melupakan dia.
orang yang pernah menjadi bagian dari cerita hidupku.
cerita yang mungkin orang lain gak pernah punya.


Senin, 19 November 2012

hidup yang tak aku inginkan!



lagi-lagi aku kembali di tempat yang tak memberiku rasa nyaman sedikit pun.
tempat yang membuatku selalu rindu akan kehidupan ku yang dulu bahagia.
kesendirianku disini pun kembali merajalela di diriku.
ingin rasanya aku kembali di tempat di mana aku bisa mendapat bahagia.
karena hanya itulah yang membuat ku semnagat menjalani hidup.
baru satu hari aku di tempat ini, namun...
rindu rasanya hati ini kepada mereka.
kepada orang tuaku, kepada  kekasihku, dan juga kepada  teman-temanku yang selalu mengertiku.
disini aku tak mendapat itu semua.
liburan ku kemarin hanya terasa satu hari.
semua begitu cepat membuat ku kembali di tempat ini.
aku ingin pulang!
aku ingin bersama kalian!
disini aku hanya sebatang kara.
mungkin ini memang jalan yang terbaik untuk masa depanku.
namun ini semua membuatku tidak merasa bahagia.
semua terasa percuma!
aku hanya bisa meraih cita-citaku sendiri tanpa semangat kalian disini.
aku ingin bersama kalian! aku ingin ada di tengah-tengah kalian lagi!

kemarin disaat aku bertemu mereka lagi sungguh bahagia hati ini.
aku menemukna kenyamanan yang telah hilang di makan jarak dan waktu.
aku melakukan semua yang aku lakukan bersama mereka.
aku merubah siang menjadi malam untuk bersama teman-temanku.
aku berbagi cerita bersama orang tuaku.
dan aku menghabiskan waktu bersama orang yang ku sayang.
tapi, semua terasa seperti mimpi.
karena tanpa sadar aku udah harus kembali di tempat ini.
di tempat aku menuntun ilmu dengan tuntutan hidup yang keras.
hidup yang membuatku tersiksa menjalaninya.

aku hanya bisa berharap kalau suatu hari nanti mereka semua bisa bahagia karena ku.
bahagia karena prestasi yang akan aku capai hingga 4 tahun mendatang.
walau tanpa semangat kalian secara langsung.
aku akan tetap berusaha untuk membahagiakan kalian.
membahagia kan diriku sendiri akan hidup yang tidak aku inginkan ini.

Selasa, 13 November 2012

masa lalu yang datang kembali



Buatku bertemu denganmu kembali  adalah hal terindah di dalam hidup ku.
Buatku bertemu  denganmu kembali sama saja menemukan nafas yang telah hilang di diriku.
Buatku bertemu denganmu kembali sama bahagianya saat aku menemukan mimpi-mimpiku.
Tak ingin rasanya ku akhiri pertemuan kita  ini.
Yang aku ingin hanyalah bersama dengan mu selamanya.
Dan ulang semua cerita cinta kita yang pernah ada.
Cerita cinta yang tumbuh dari perkenalan, keakraban, rasa nyaman, dan membuat sebuah cinta.

Dulu semua begitu indah kita jalani bersama.
Tiada hari yang terlewat untuk mencari bahagia bersama dengan mu.
Namun kini ku sadar kita yang sekarang hanyalah sepasang sahabat baik.
Yaa... sepasang sahabat baik. Tidak lebih!

Andai aja kamu tau,
aku masih ingat kok di saat kita pertama berjabat tangan.
disaat kita tertawa bersama.
di saat kita sibuk mengelilingi kota dengan motor kesayanganmu
disaat  kita makan bersama-sama.
disaat kamu selalu bertamu ke rumah ku.
Dan disaat kita harus terpisah karena hal yang tak pasti.
Terpisahkan karena hal yang tak pasti.
Itu yang membuatku menyesal sampai saat ini.
Penyasalan yang terus membuntutiku tiada henti.

Aku  bahagia karena pertemuan kita tadi.
Karena pertemuan tadi membuatku mengerti akan kehidupanmu yang sekarang.
Membuatku tidak bertanya-tanya lagi akan bagaimana dirimu saat kita terpisah jauh.
Aku bahagia masih bisa melihat senyum manis di wajahmu tadi.
Karena di situ terlihat jelas bahwa kamu bahagia bisa bertemu dengan ku kembali.
Aku bahagia masih bisa melihat indahnya pancaran matamu tadi.
Karena di situ terlihat jelas akan rindunya dirimu padaku.
Aku bahagia masih bisa membaca bahasa tubuhmu tadi.
Karena disitu terlihat jelas tak ada perubahan sedikitpun dari dirimu.
Harum dirimu pun masih kuingat sampai sekarang.
Tak ada satu orang pun yang menyerupai harum dirimu.

Kadang aku sering berfikir....
Andai saja perpisahan kita tak akan pernah terjadi.
Mungkin aku masih bisa mencari bahagia denganmu hingga saat ini.
Hinga aku hidup sedewasa ini.

Selalu terbayang di ingatanku tentang percakapan kita tadi.
Percakapan yang terjadi di sofa rumahku.
Di tempat kita dulu berbagi cerita.
Karena tanpa kamu sadari kamu berkata.
“Cuma kamu orang yang bisa bikin aku nyaman.
Cuma kamu orang yang selalu ingin aku temui.
Dan Cuma kamu orang yang selalu membuat ku bertanya-tanya dalam hati.
Karena tanpa aku sadarin cuma kamu yang masih ada di hati ku sampai sekarang ini.
Banyak wanita yang menggantikanmu selama ini, bahkan beribu-ribu wanita.
Namun tak ada satu pun yang seperti mu, tak ada yang bisa menggantikan mu.
Sampai suatu hari aku merasa putus asa, aku memutuskan untuk tidak mendekati siapa-siapa.
Namun itu semua membuatku semakin mengingatmu, semakin merindukanmu.
Dan sekarang sampai wktunya tiba, aku bisa bertemu denganmu kembali.
aku ingin semua seperti dulu, namun apa yang ku bisa?
kamu yang sekarang bukanlah milikku lagi.
Kamu yang sekarang milik seorang lelaki yang beruntung mendapatkanmu.
Mungkin kini hanya bersabarlah yang akan ku lakukan.
Aku akan menuggu mu sampai nanti waktunya tiba.
Sampai nanti kamu benar-benar kembali untuk ku.
Untuk cerita cinta kita”

Ya itulah salah satu percakapan kita yang masih aku ingat.
Semua kata-kata itu gak akan bisa untuk aku lupa.
Karena aku tau itu semua tulus dari dalam hatimu.
Aku pun merasakan hal yang sama denganmu.
Namun aku tak mengerti harus berbuat apa?
Sering ku mencoba untuk mengakhiri semua dengan pacar ku yang sekarang.
Tetapi perbuatan ku tersebut tidak membuahkan hasil yang maksimal.
Lelaki yang menjadi pacar ku sekarang tak mengginginkan perpisahan dari ku.
Aku pun mencoba menghargai keinginanya dengan melepasnya secara perlahan.
Namun semua itu belum juga membuahkan hasil maksimal.
Yang telihat sekarang, dia semakin memujaku dan mengharapkanku.
Untuk menjalani hidup bersama dirinya selamanya.

Semua ini hanya membuatku tersiksa.
Mungkin disisi lain aku tak ingin menyakiti pacarku.
Namun disisi lain pun kau tak ingin menyakiti mantan kekasihku yang masih ku sayangi.
Maafkan aku.....
Maafkan aku yang tak pernah bisa tegas untuk menghadapi  semua masalah ini.