Selasa, 27 Agustus 2013

tidak sesuai harapan.



Aku hidup berdasarkan apa yang telah aku dapat di dunia yang bulat ini, 
berdasarkan film-film yang aku tonton, buku-buku yang aku baca, 
masukan-masukan pandangn hidup dari orang sekitar, pengalaman hidup yang tidak cukup baik,
hayalan akan kebahagiaan serta angan-angan yang belum tentu bisa tergapai. 
Lalu kemana peran orang tuaku?

Mereka semua hilang ditelan kesibukan duniawi. 
Mereka seolah tak menganggap keberadaanku.
Atau mungkin mereka lupa mempunyai anak yang entah jika besar nanti akan menjadi apa tanpa bimbingannya.
Aku ini anak perempuan pertama dari pasangan suami istri yang kini sibuk mecari materi untuk ku dan untuk adik ku, dan yang pasti untuk keluarga kami.
kesibukan mereka mencari materi membuatnya melupakam kasih sayang yang seharusnya selalu ada untukku hingga saat ini.

Mungkin bukan hanya aku yang merasakan pahitnya hidup.
Kini umurku sudah belasan tahun, bahkan hampir menginjak kepala 2.
Dan selama belasan tahuni ini hampir setengahnya aku jalani dengan kasih sayang orang sekitar, bukan orang tua ku.
Terkadang aku iri melihat tingkah laku seorang ibu dengan anaknya yang sedang bercengkrama dengan tawa bahagia.
Yang ku pikir, apakah aku bisa mendapat itu lagi?
Terakhir aku merasakan itu disaat umur ku menginjak 10 tahun, 
tepatnya disaat aku duduk di bangku kelas  4 SD.
Bahkan untuk memandang wajah mereka pun itu terbilang langka untukku.
Disaat aku berangkat sekolah mereka masih tertidur pulas, namun disaat aku pulang sekolah mereka sudah tidak ada dirumah.
Mereka pulang disaat aku sudah tertidur pulas.
Lalu aku harus memulai dari mana untuk bisa berkomunikasi dengan orang tuaku seperti dulu?

disisi lain aku kecewa, namun disisi lain aku bangga juga dengan usaha dan kerja keras mereka untukku,
mereka sosok yang hebat untukku. Namun salah untuk mengartikannya.
Hidupku menjadi kacau balau saat mereka berdua mulai berjuang untuk kehidupanku, 
baik kehidupanku dimasa kini atau pun dimasa mendatang.
Saat aku kecil aku adalah anak kesayangan. 
Aku selalu dimaja oleh kedua orang tua ku.
Kini semua berbanding terbalik saat krisis ekonomi melanda keluarga kecil kami.
Makin banyak pengeluaran yang harus di penuhi, 
namun gaji ayah ku yang hanya sebagai karyawan swasta tidak mecukupi pola hidup keluarga kecil kami.
Sehingga membuat naluri seorang ibu turun tangan untuk membantu memenuhinya.


Ya seperti inilah keluarga ku. Tidak bisa sesuai harapan ku karena semua sibuk mencari materi.